WORKSHOP PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM LDII SURABAYA UTARA

Sabtu, 29/12/2018 –PPG LDII Surabaya Utara adakan workshop untuk para pengurus TPQ masjid LDII yang ada di daerah Surabaya Utara, guru caberawit dan para mubaligh dan mubalighot. Acara ini dibagi menjadi dua sesi yaitu, sesi pertama dimulai pada pukul 13:00 – 17:30 ,dihadiri oleh para guru caberawit dan para mubaligh –mubalighot . Lalu sesi kedua dimualai pukul 20:00 – 22:00 dan dihadiri oleh para pengurus TPQ masjid – masjid LDII yang ada di daerah Surabaya Utara.

Walaupun acara tersebut dibagi menjadi dua sesi, namun materi dan pemateri dalam acara tersebut tetap sama. Acara tersebut sengaja diadakan menjadi dua sesi, karena banyaknya jumlah peserta yang datang dan kemampuan ruang tampung yang terbatas.

Workshop tersebut diadakan disalah satu masjid LDII yang berada di daerah Surabaya Utara, yaitu di PC Kenjeran PAC Tanah Kali Kedinding Masjid Nasrullah Jl. Tanah Merah Utara No.138 Surabaya. Pemateri workshop tersebut bernama Bpk. Bambang Jasnanto.

Sesuai dengan tema pada acara tersebut “Peningkatan Kemampuan SDM LDII Surabaya Utara” para pengurus PPG Surabaya Utara ingin meningkatkan kualitas SDM LDII yang ada didaerah Surabaya Utara. Tidak hanya para pemuda dan pemudinya saja yang dibina supaya menjadi generasi yang unggul. Namun para pengurusnya juga, yang mana para pengurus TPQ yang ada di masjid-masjid LDII Surabaya Utara tidak hanya terdiri dari para pemuda dan pemudi saja , disana juga ada dari kalangan bapak-bapak. Yang mana fungsi dan peran dari bapak-bapak tersebut adalah untuk membantu dan membina para generasi mudanya.

Tidak hanya penayangan slide dan materi saja. Namun didalam acara tersebut juga diberikan gambaran secara praktek melalui sebuah game-game sederhana namun penuh hikmah.

Salah satu contoh gamenya adalah game lempar bola. Cara bermain game ini sangat sederhana, yaitu hanya melemparkan bola ke peserta yang lain secara bergantian. Namun ada beberapa cara dalam melemparkan bola ini, yang mana setiap metode lemparan mengandung makna tersendiri, yaitu :

  1. Ketika kita melemparan bola dengan sangat kasar, maka secara otomatis lawan bermainnya pasti akan merasakan sakit hati. Artinya ketika menjadi seorang guru/pengurus, lalu cara kita bersikap/nasehat secara kasar, maka lawan bicara kita pun juga pasti akan merasa tersinggung dan hanya meninggalkan kesan jelek terhadap kita.
  2. Ketika kita melemparan bola dengan pelan, maka lawan bermainnya pasti akan bisa menerima lemparan bola kita. Artinya ketika menjadi seorang guru/pengurus, lalu cara kita bersikap/nasehat secara pelan, maka lawan bicara kitapun juga akan bisa mendengarkan apa yang kita sampaikan. Namun hanya didengarkan saja tidak bisa diresapi nasehat atau materi tersebut.
  3. Ketika kita memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada lawan bermain sebelum melemparkan bola itu kepadanya, maka lawan bermain kita akan menangkap bola itu secara tepat dan tidak merasakan sakit hati. Artinya ketika kita menjadi seorang guru/pengurus, jika sebelum kita mengajar atau menasehati seseorang kita terlebih dahulu memperkenalkan diri kita kepadanya. Maka mereka pun juga akan mau mendengarkan kita atau menerima kita secara baik. Namun kesannya hanyalah bisaa saja. Tidak ada yang special.
  4. Ketika kita memperkenalkan diri namun juga mengucapkan kata “maaf” terlebih dahulu kepada lawan bermain kita sebelum kita melemparkan bola itu. Maka diapun akan menerima bola kita dengan senang hati. Artinya ketika kita menjadi seorang guru/pengurus, jika sebelum kita mengajar atau menasehati seseorang kita terlebih dahulu memperkenalkan diri kita dan meminta maaf kepadanya. Maka mereka pun juga akan mau mendengarkan kita atau menerima kita secara sangat baik. Karna mereka merasa dihargai. Minta maaf disini bukan berarti kita telah melakukan kesalahan. Namun minta maaf disini digunakan sebagai rasa hormat apabila nanti dalam kita menyampaikan nasehat/materi ada kata-kata kita yang menyakiti atau menyinggungnya.

Dari game tersebut para guru/pengurus juga diharapkan sudah mampu membayangkan bagaimana cara mengajar atau cara nasehat yang baik dan benar dalam hal sikap dan tata karma. Supaya apa yang kita sampaikan bias diterima dengan baik oleh lawan bicara kita.

Dan juga masih ada game-game yang lainnya, yaitu :

1. Memutar balikkan tangan secara bersamaan dengan cara bergandengan.

2. Menurunkan bambu secara bersamaan dengan 2 jari telunjuk (kanan dan kiri) secara bersamaan dan berkelompok.

3. Melepaskan diri dari ikatan tali raffia yang diikat secara menyilang pada lengan masing-masing secara berasangan.

“Didunia ini tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanyalah seorang murid yang salah guru” ujar Bpk. Bambang Jasnanto. (ysy)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *